Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan
kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan.
Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya
dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos yang baik adalah
yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna yang
sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air
rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan dan pemanfaatan kompos
dirasa masih perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara lebih
efektif, menambah pendapatan peternak dan mengatasi pencemaran
lingkungan.
Proses pengomposan adalah proses menurunkan C/N
bahan organik hingga sama dengan C/N tanah ( 20). Selama proses
pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia yaitu : 1)
karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO dan
H2O, 2) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap
tanaman.
Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan
kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat
pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada tanah secara berlebihan yang
berakibat rusaknya struktur tanah dalam jangka waktu lama.
Mengingat
pentingnya pupuk kompos dalam memperbaiki struktur tanah dan
melambungnya harga pupuk buatan maka perlu disusun buku petunjuk teknis
pembuatan kompos organic berbahan kotoran sapi untuk memudahkan petani
dalam memanfaatkan kotoran sapi, sekaligus memproduksi pupuk organic
yang akhirnya akan menambah pendapatan.